ULIR TRAPESIUM
A.Tujuan
Setelah
mempelajari buku teks bahan ajar ini peserta didik diharapkan dapat:
Menjelasan Teknik pembubutan ulir trapesium meliputi : Tahapan pembubutan ulir trapesium,
Pengaturan roda gigi pengganti, Pemasangan dan Pengaturan alat potong,
Pengaturan kecepatan, dalam pemotongan (Parameter), Pengukuran / pemeriksaan
ulir trapezium
B. Indikator Pencapaian
Kompetensi
1
Dapat melakukan teknik pembubutan ulir segi empat sesuai dengan tuntutan
pekerjaan
2
Dapat melakukan teknik pembubutan ulir trapesium sesuai dengan tuntutan
pekerjaan
Uraian Materi
Dalam sikap
kerja dan keterampilan pembuatan ulir trapesium memerlukan ilmu pengetahuan
serta kemampuan mengoperasikan mesin dan penyetelan pemasangan pahat ulir itu
sendiri. Fungsi ulir trapesium sering digunakan sebagai penggerak seperti pada
ragum, pembawa eretan pada meja mesin karena jenis ulir ini kuat menahan beban
aksial
3.1 Standarisasi ulir
trapesium
Gambar 3. 1 Geometris ulir trapezium
Besaran
pada ulir Trapesium
d3 = d – 2H3
h3 =
H1 + AC
Z =
0,25 p
d2 = D2 = d – 2 Z
Penunjukkan
Tr 48
x 8 ulir tunggal dengan d = 48 mm, P = 8 mm
Tr 48 x 16 (P8) maksudnya adalah ulir majemuk dengan d = 48 mm, Kisar = 16 mm,
P = 8 mm,
Tabel
3. 1 Standar Dimensi Ulir Trapesium
Ulir
Trapesium adalah jenis ulir yang digunakan sebagai Transportir (pemindah gerak)
pada mesin.Jenis ulir ini dapat dibuat dua macam arah putaran, ulir kanan dan
ulir kiri.
Gambar 3. 2 jenis
dan pengggunaan Ulir Trapesium
Penunjukkan
pada gambar ulir Trapesium dinyatakan dalam:
Tr.30
x 6
Tr =
Trapesium
30 =
Diameter nominal
6 = Kisar
Gambar 3. 3 Penunjukkan ukuran ulir
Trapesium Tr.30 x 6
Contoh
Penunjukkan gambar ulir Trapesium pada penulisan Tr. 30 x 12 (P6) , mempunyai
arti bahwa
Tr =
Trapesium
30=
Diameter Nominal
12 =
Kisar
P6 = Pitch = 6 mm, dan menyatakan ulir ganda (majemuk 2 jalan)
Lebar
alur (A) harus sama dengan lebar salur (B).
Dengan
sudut profit ulir 300
maka lebar pahat yang digunakan dapat
dihitung :
Lebar Pahat = 2A + 2C,
Gambar 3. 4 Penunjukkan ukuran ulir
Trapesium ganda
Kelonggaran
ulir Trapesium (AC) hanya terjadi ke arah tegak lurus sumbu ulir saja.
Besar
AC diambil : 0,15 – 0,5mm, tergantung besar/kecilnya kisar yang dibuat.
Bentuk pahat ulir trapesium sesuai dengan bentuk profil
ulirnya.
Gambar 3. 5
Kelonggaran ulir Trapesium
3.2 Pahat ulir segi
trapesium.
Pahat
ulir trapesium yang berpenampang bulat biasanya dilengkapi pemegang.
Pahat jenis ini dapat digunakan untuk beberapa kisar.
Karena posisinya miring maka hasil lebar alur yang terjadi tidak sama dengan
lebar pahatnya. Untuk itu harus dihitung Lebar Alur = Lebar Pahat . cos
Gambar 3. 6 penampang pahat ulir trapezium
Pahat
ulir trapesium dalam biasanya dilengkapi dengan pemegang pahat untuk
mempermudah dan menjamin kekuatan pencekaman pahat.
Sudut-sudut pahat ulir trapesium adalah :
Gambar 3. 7
Sudut-sudut pahat ulir trapesium
Karena
profil ulir mempunyai kemiringan maka pengasahan pahat dibuat :
Sudut
bebas muka = α m + 30
Sudut bebas belakang = α m – 30
Gambar 3. 8 Sudut bebas muka dan
belakang pahat
3.3 Menghitung lebar pahat
Untuk
menghitung lebar pahat untuk pembuatan ulir trapesium Tr 30 x 6
Perhatikan gambar dibawah ini :
Gambar 3. 9 Dasar perhitungan lebar pahat
Dari gambar
diatas kita bisa mengetahui nilai Kisar = 2X + 2Y
Maka kita
dapat mengHitung :
3.4 Teknik pembubutan ulir
trapesium
Dalam
Teknik pembubutan ulir trapesium biasanya dilakukan Langkah-langkah sebagai
berikut :
1)
Pertama: Pembubutan bakal ulir. Bakal ulir dibubut sebesar diameter nominal
dengan toleransi diameter bakalan ulir sebesar 0,1 mm dari diameter ulir yg
dibuat.
Gambar 3. 10 diameter bakalan ulir
sebesar
2)
Kedua , mengatur posisi pahat. Pahat diatur setinggi senter Untuk mendapatkan
profil ulir yang tegaklurus terhadap sumbu benda kerja, posisi pahat harus
diatur tegak lurus benda kerja. Pengaturan posisi pahat dapat menggunakan mal
pahat ulir.Hal yang sama dilakukan untuk pahat ulir dalam. seperti terlihat
gambar dibawah ini :
Gambar 3. 11 posisi pahat. Terhadap
benda kerja
3)
Ketiga , mengatur pasangan roda gigi. Biasanya Roda gigi yang harus dipasang
dapat dilihat pada tabel yang tertera di mesin. Untuk tanpa mengganti roda
gigi).diAtur dengan menggeser geser tuas yang terdapat pada mesin
Gambar 3. 12 mengatur pasangan roda
gigi
4)
Keempat : metoda proses Pemotongan Untuk kisar kecil atau bahan yang rapuh
digunakan metode memajukan pahat tegak lurus. Sedangkan Metode zig-zag dilakukan
bila lebar pahat yang digunakan lebih kecil dari lebar alur ulir yang akan
dibentuk. seperti terlihat gambar dibawah ini :
Gambar 3. 13 metoda proses Pemotongan ulir
Metode
memiringkan eretan atas sebesar 150 dilakukan
dalam pemotongan profil ulir yang besar. Atau dipotong pengasaran terlebih
dahulu dengan pahat ulir segiempat, kemudian penyelesaiannya dengan pahat
trapesium.
Untuk
latihan pilih putaran 1/3 – 1/2 dari putaran normal.
Gambar 3. 14 Metode memiringkan
eretan atas
5)
Kelima, pemeriksaan setelah kedalaman mencapai (0,5 x P) + AC, ulir diperiksa
apakah sudah masuk pasangannya atau belum,
Gambar 3. 15 pemeriksaan kedalaman ulir
3.5 Pemeriksaan dan
pengukuran profil ulir trapesium
Ulir
luar diperiksa dengan pemeriksa ulir luar (“Thread Ring Gauge”) dan ulir dengan
pemeriksa ulir dalam (“Thread Plug Gauge”).
Ulir
yang presisi diukur dengan Micrometer ulir atau dengan proyektor bentuk.
Gambar 3. 16 pemeriksa ulir luar dan
dalam
Dengan
menggunakan poros silindris kedalaman ulir dapat diukur dengan Micrometer luar.
Hasil
pembacaan micrometer dapat dihitung : M = d + 2 (r + AD)
Gambar 3. 17 Cara mengukur kedalaman ulir
Gambar 3. 18 Diameter poros yang digunakan
Gambar 3. 19 menghitung kedalaman
ulir
Contoh :
Hitung
hasil pengukuran M, bila diameter poros yang digunakan = 4 mm.
Hitungan :
Perhatikan
gambar diatas didapat persamaan M = d + 2(r + AD)
E. Rangkuman
1.
Dalam sikap kerja dan keterampilan pembuatan ulir trapesium memerlukan ilmu
pengetahuan serta kemampuan mengoperasikan mesin dan penyetelan pemasangan
pahat ulir itu sendiri.
2.
Fungsi ulir trapesium sering digunakan sebagai penggerak seperti pada ragum,
pembawa eretan pada meja mesin karena jenis ulir ini kuat menahan beban aksial
3. Ulir
Trapesium adalah jenis ulir yang digunakan sebagai Transportir (pemindah gerak)
pada mesin.Jenis ulir ini dapat dibuat dua macam arah putaran, ulir kanan dan
ulir kiri.
4.
Besaran pada ulir Trapesium
a) H1 = 0,5 p
b) d3 = d – 2H3
c) h3 =
H1 + AC
d) Z =
0,25 p
e)
d2 = D2 = d – 2 Z
5.
Penunjukkan pada gambar ulir Trapesium dinyatakan Tr.30 x 6 , mempunya arti
sebagai berikut Tr = Trapesium, 30 = Diameter nominal, 6 = Kisar
6.
Kelonggaran ulir Trapesium (AC) hanya terjadi ke arah tegak lurus sumbu ulir
saja. Besar AC diambil : 0,15 – 0,5mm, tergantung besar/kecilnya kisar yang
dibuat.Bentuk pahat ulir trapesium sesuai dengan bentuk profil ulirnya.
7.
Prosedur umum Langkah Kerja :
a)
Siapkan peralatan yang akan digunakan.
b)
Periksa bahan dari kecukupan ukurannya.
c)
Tentukan banyaknya putaran pada poros utama mesin bubut.
d)
Pasang benda kerja pada cekam mesin.
e)
Pasang bahan benda kerja pada cekam dan senter.
f)
Pasang pahat potong pada eretan atas.
g)
Atur kedudukan pahat potong sehingga ujung pahat terletak pada sumbu bahan
benda kerja.
h)
Singgungkan ujung pahat pada bahan benda kerja dan tandai pada gerakan maju
pahat.
i)
Majukan pahat sesuai dengan pemakanan pertama di sebelah kanan benda kerja pada
tempat yang bebas.
j)
Mulailah pembubutan awal dengan menggerakkan eretan ke arah kiri.
k)
Hentikan mesin sejenak dan ukur diameter benda kerja yang telah dibuat.
l)
Bubutlah kembali dengan pembubutan berikutnya.
m) Buat
champer pada ujung-ujung benda kerja.
n)
Matikan mesin dan lepas benda kerja dari cekam.
o)
Lepaskan pahat potong bubut dari eretan atas.
p)
Bersihkan mesin dari beram atau sisa potongan benda kerja.
q)
Tindakan Keamanan dan keselamatam kerja:
r)
Periksa kestabilan pencekaman benda kerja pada ceckam mesin. Jika goyang atur
kembali agar putaran benda kerja stabil.
s)
Perhitungkan lintasan jatuhnya beram atau sisa potongan sehingga anda aman dari
sisa potongan yang terlepas.
t)
Perhatikan poros utama mesin bubut yang berputar sehingga anda mengambil jarak
yang aman.
u)
Perhatikan penempatan pahat bubut pada eretan atas terutama kestabilan dan
kuatnya penjepitan agar pada waktu proses pemotongan pahat bubut tidak terlepas
dari eretan atas.
v)
Perhatikan kekasaran dan suhu benda kerja jika ingin dipegang dengan tangan.
w)
Selalu waspadalah selama mesin masih berjalan terhadap segala sesuatu yang
mungkin terjadi.
Terima kasih atas informasinya
BalasHapus