Sistem
Pembagian Dengan Kepala Pembagi
Sebagaimana
telah dijelaskan pada materi sebelumya, mesin frais (milling machine) adalah
salah satu jenis mesin perkakas yang dapat digunakan untuk mengerjakan benda
kerja dengan berbagai bentuk termasuk benda kerja yang memiliki bentuk beberapa
bidang/sudut/alur beraturan, misalnya bidang berbentuk segi banyak beraturan,
batang dengan beberapa alur/lubang dan beberapa jenis roda gigi.
Untuk dapat
mengerjakan benda-benda kerja tersebut diatas, mesin frais dilengkapi dengan
kepala pembagi dan kelengkapannya. Kepala pembagi ini berfungsi untuk melakukan
pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam sekali
pencekaman
a.Kepala
Pembagi
Untuk
dapat mengingat kembali materi yang telah dibahas pada mata pelajaran teknik
pemesinan frais 1, pada materi ini akan sedikit mengulas kembali tentang kepala
pembagi. Alat ini adalah salah satu perlengkapan mesin frais yang berfungsi
untuk membagi jarak-jarak lubang/alur, dan membagi bidang segi banyak beraturan
atau tidak beraturan dengan jumlah dan sudut tertentu dalam satu keliling
lingkaran pada pusat sumbu.
Kepala pembagi
dibuat oleh pabrik dalam berbagai konstruksi dan keperluan pekerjaan manufaktur
yang mempertimbangkan kepraktisan penggunaannya dan efisiensi waktu. Karena
pada materi ini hanya menitik beratkan pada pembahasan system pembagian, maka
materi penggunaan kepala pembagi pembahasannya akan disatukan dengan pembahasan
materi tersebut.
b.
Sistem Pembagian
Untuk
mendapatkan hasil pembagian yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan, diperlukan
adanya system atau cara pembagian yang dapat digunakan untuk melaksanakan
pembagian bidang tersebut. Terdapat beberapa cara pembagian yang dapat
digunakan untuk melakukan pembagian sebuah bidang diantarnya:
Pembagian langsung (direct indexing)
Pembagian sederhana (simple indexing)
Pembagian sudut (angel indexing)
Pembagian differensial (differential indexing)
Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
Kelima
cara pembagian tersebut diatas, merupakan tingkatan-tingkatan cara pengerjaan,
artinya cara yang kedua lebih sulit/rumit dari pada cara yang pertama, cara
yang ketiga adalah cara yang lebih sulit/rumit dari cara yang kedua, demikian
pula cara keempat adalah cara yang lebih dari pada cara ketiga. Cara kelima
adalah cara yang paling sulit/rumit dan digunakan apabila keempat cara yang
lainnya tidak dapat dilaksanakan. Pada materi ini hanya akan dibahas sestem
pembagian langsung dan sederhana.
1.Pembagian
Langsung
Yang
dimaksud dengan pembagian langsung adalah, salahsatu cara membentuk atau
membagi benda kerja menjadi beberapa bagian atau bidang dengan cara membagi
secara langsung yang dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang
mengacu pada alur-alur atau lubang-lubang yang terdapat pada pelat/piring
pembagi.
Untuk
dapat mengingat kembali materi tentang kepala pembagi dengan pelat/piring
beralur – V dan berlubang yang telah dibahas pada materi sebelumnya, alat
tersebut dapat dilihat pada
(Gambar 4.1).
Pelat/piring
pembagi dengan alur V pada umumnya memiliki jumlah alur bervariasi dengan
jumlah alur genap maupun ganjil
Dalam menetapkan pelat pembagi
berjumlah alur tertentu, tergantung dari jumlah pembagian yang akan dilakukan.
(Gambar 4.2).
Contoh
penggunaan pelat pembagi beralur 32 dapat dipergunakan untuk pembagian
berjumlah: 2, 4, 8, 16 dan 32. Untuk mempermudah menempatkan posisi yang baru,
pada umumnya pelat pembagi mempunyai angka jumlah pembagian yang dapat dibuat.
Rumus untuk pembagian langsung adalah:
Sedangakan
pelat pembagi dengan lubang-lubang, mempunyai satu lingkaran lubang dan
terdapat pula angka-angka yang menyatakan nomor lubang itu. Cara kerjanya sama
dengan plat pembagi beralur V, hanya saja fungsi pengunci indeks diganti dengan
pen indeks.
Contoh:
Sebuah
benda kerja bulat akan dibuat menjadi 8 (enam) bidang segi beraturan, dengan
kepala pembagi langsung yang pelat pembaginya mempunyai alur 32. Hitung agar
supaya mendapatkan pembagian yang sama.
Jadi
untuk mengerjakan setiap bidang, maka spindel kepala pembagi (benda kerja)
diputar sebanyak 4 alur, dan pengunci indeks dimasukkan pada alur keempat bila
dihitung dari tempat semula. Atau sebaiknya, pengunci indeks ditempatkan pada
angka yang sesuai dengan pembagian yang dikehendaki.
2.Pembagian
Sederhana
Melakukan
pembagian dengan pembagi dengan pelat/piring beralur – V dan berlubang, jumlah
pembagian dan sudut putarnya sangat terbatas. Untuk jumlah pembagian dan sudut
putar banyak, digunakan kepala pembagi universal sebagimana terlihat pada
(Gambar 4.3).
Kepala
pembagi jenis ini terdiri dari dua bagian utama yaitu, roda gigi cacing dan
ulir cacing
Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing disebut ratio. Ratio kepala pembagi pada umumnya 1:40 dan 1:60, akan tetapi yang paling banyak digunakan adalah yang rationya 1:40. Artinya adalah, satu putaran roda gigi cacing memerlukan 40 putaran ulir cacing.
(Gambar 4.4).
Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing disebut ratio. Ratio kepala pembagi pada umumnya 1:40 dan 1:60, akan tetapi yang paling banyak digunakan adalah yang rationya 1:40. Artinya adalah, satu putaran roda gigi cacing memerlukan 40 putaran ulir cacing.
Dalam
pelaksanaannya untuk membuat bidang atau segi beraturan, kepala pembagi
universal dapat digunakan untuk pembagian langsung. Namun apabila pembagian
tidak dapat dilakukan dengan system pembagian langsung, pembagiannya dapat
dilakukan menggunakan bantuan pelat/piring pembagi (Indexsing plate) yang
diputar dengan engkol kepala pembagi (Indexs Crank) dan dibatasi dengan
lengan/gunting penepat
(Gambar 4.5).
Fungsi
dari indexsing plate ini adalah untuk menempatkan pemu-taran/pembagian
benda kerja yang diinginkan. Dengan lubang-lubang yang ada pada indeksing
plate itulah dapat menempatkan pembagian benda kerja sesuai dengan yang
diinginkan. Dengan demikian, semakin banyak lingkaran lubang yang ada, makin
banyak pula kemungkinan benda kerja dapat membuat segi nberaturan lebih banyak.
Pembuatan/pembagian benda kerja yang dapat dilaksanakan dengan lubang-lubang
yang ada, inilah yang disebut pembagian sederhana. Sedangkan engkol pembagi (indexs
crank) berfungsi untuk memutar batang ulir cacing. Lengan penempat gunanya
untuk menempatkan pen indeks. Pada beberapa kepala pembagi, ulir cacing dapat
diputar lepas dari roda gigi cacing.
Kepala
pembagi universal biasanya dilengkapi dengan 3 buah pelat pembagi, tetapi ada
juga yang hanya mempunyai 2 buah. Jumlah lubang setiap lingkaran harus dipilih
untuk pembagian yang mungkin dibuat dalam hubungannya dengan ulir cacing pada
kepala pembagi.
Apabila
diketahui perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing (rationya)
= 40 : 1 atau i = 40 : 1, berarti 40 putaran ulir cacing atau putaran engkol
pembagi, membuat satu putaran roda gigi cacing atau benda kerja. Untuk T
pembagian yang sama dari benda kerja, setiap satu bagian memerlukan:
Keterangan:
Nc = putaran
indeks
i = angka
pemindahan (ratio)
T =
pembagian benda kerja
Perlu
diketahuai bahwa, apabila pembagian yang dikehendaki lebih dari 40, ulir cacing
diputar kurang dari satu putaran, dan bila pembagian kurang dari 40, ulir
cacing diputar lebih dari satu putaran.
Contoh
:
Sebuah
benda kerja akan dibuat alur berjumlah 18 bagian yang sama
Hitung nc , apabila i = 40 : 1
(Gambar 4.6).
Hitung nc , apabila i = 40 : 1
Pengertiannya
adalah: Eengkol kepala pembagi diputar sebanyak dua putaran penuh, ditambah 4
(empat) lubang pin indeks pada piring pembagi yang jumlahnya 18 (delapan
belas), untuk setiap bagian alur benda kerja.
3.Pembagian
Sudut
Pembagian
sudut adalah salah satu cara pembagian bidang yang ditentukan oleh sudut dari
pusat lingkaran sampai dengan sudut yang dikehendaki.
Untuk
kepala pembagi dengan ί = 40 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan memutar
benda kerja 1/40 putaran, atau :
Bila
kepala pembagi dengan ί = 60 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan memutar
benda kerja 1/60 putaran, atau :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar