Minggu, 19 Juli 2020

Latihan Soal BUBUT


SOAL PEMESINAN BUBUT I


1         Sebutkan lima macam perlengkapan pakaian kerja!
2         Apa syarat utama baju kerja seorang operator mesin bubut?
3         Kapan diperlukan masker hidung saat membubut?
4         Mengapa kotak sekering pada mesin bubut harus tertutup?
5         Alat apa yang digunakan agar benda kerja panjang dengan diameter kecil tidak melenting bahkan bengkok saat dibubut ?
6         Sebutkan tiga macam alat pencekaman benda kerja pada pembubutan!
7         Jelaskan, kapan cekam bubut rahang empat secara tepat digunakan!
8         Bagaiman prinsip utama penyetelan pahat bubut pada mesin bubut ?
9         Apa fungsi cekam bor?
10     Jelaskan cara memasang mata bor dengan tangkai tirus?
11     Sebutkan dua faktor untuk menentukan kecepatan putaran mesin!
12     Diketahui suatu bahan mempunyai kecepatan potong 90 m/men, dan diameter bahan tersebut 30 mm. Berapa kecepatan putaran mesin yang sesuai untuk membubut bahan tersebut ?
13     Apa yang dimaksudkan dengan kecepatan potong ?
14     Jenis bahan alat potong mana yang mampu memotong dengan kecepatan potong lebih tinggi, HSS atau karbida ?
15     Sebutkan tiga faktor untuk menentukan kecepatan pemakanan.
16     Hitung kecepatan putaran spindel jika Vc bahan yang akan dibor 66 m/men akan dibor dengan diameter mata bor 12 mm
17     Berapa diameter lubang harus disiapkan jika pada lubang tersebut. Akan dirimer dengan diameter 12 mm ?

Untuk soal nomor 18 s/d 20

Suatu benda kerja panjangnya 260 mm dengan diameter 32 mm. Akan dilakukan pekerjaan pembubutan dengan tahapan sebagai berikut :
  1. Pengeboran senter diameter 3 mm dengan kedalaman 3 mm
  2. Dibubut sepanjang 230 mm dengan diameter 25 mm
  3. Dibubut sepanjang 180 mm dengan diameter 20 mm
  4. Dibubut sepanjang 130 mm dengan diameter 16 mm
  5. Dibubut sepanjang 60 mm dengan diameter 12 mm
Informasi yang didapat dari mesin bubut adalah bahwa skala nonius untuk eretan bawah 0,25, eretan melintang 0,04, eretan atas dan kepala lepas 0,02.

18     Gambarkan hasil akhir benda kerja sesuai dengan prosedur gambar teknik!
19     Hitung kecepatan putaran mesin yang tepat untuk tahapan pengeboran center!
20     Berapa jumlah pergeseran skala nonius pda masing-masing tahapan pekerjaan?





Jumat, 17 Juli 2020

EKSENTRIS


POROS EKSENTRIK
A.Tujuan

Setelah mempelajari buku teks bahan ajar ini peserta diklat diharapkan dapat:
 Menjelasan Teknik pembubutan ulir eksentrik meliputi :
Tahapan pembubutan ulir eksentrik, Pengaturan roda gigi pengganti, Pemasangan dan Pengaturan alat potong, Pengaturan kecepatan, dalam pemotongan (Parameter), Pengukuran / pemeriksaan ulir eksentrik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Melakukan teknik pembubutan eksentrik sesuai dengan tuntutan pekerjaan

C. MATERI
Membubut eksentrik adalah proses pembentukan benda kerja yang sumbu putarnya lebih dari satu. Bentuk eksentrik sering digunakan pada bagian mesin yang mengubah gerak putar menjadi gerak lurus atau sebaliknya
Fungsi poros eksentrik sering digunakan sebagai penggerak seperti pada poros engkol pada mesin motor bakar, mesin jahit .
Membubut eksentrik adalah proses pembentukan benda kerja yang sumbu putarnya lebih dari satu. Bentuk eksentrik sering digunakan pada bagian mesin yang mengubah gerak putar menjadi gerak lurus atau sebaliknya., perhatikan Gambar gambar dibawah ini :

Gambar 4. 1 Penggunaan poros eksentrik

4.2 Metoda membubut poros eksentrik
1.      Bubut antara senter.
Metoda ini adalah dengan membuat lubang center pada kedua sisi ujung benda kerja pada titik dimana masing–masing sumbu eksentrik yang akan dibuat. Kemudian benda kerja dicekam dengan metoda pencekaman di antara dua senter (between center) seperti pada gambar 4.2 berikut.
Untuk pengerjaan pada sumbu eksentrik berikutnya dengan memindahkan pencekaman pada lubang center yang sesuai.

2.      Menggunakan chuck rahang empat yang bergerak sendiri-sendiri (independent) gambar 4.2.
Untuk mendapatkan sumbu eksentrisnya harus menggeser rahang yang saling berseberangan sebesar nilai eksentrisitasnya. Pembacaan pergeseran dapat mengguaan dial indictor

Gambar 4. 2 Pencekaman dalam membubut eksentrik

3.      Menggunakan “Collet dan Face Plate”
Benda kerja dicekam collet yang dipasang pada dudukan “collet”. Kemudian sarung kollet diklem pada “Face Plate” mesin bubut. Cara seperti ini terbatas untuk benda kerja yang diameternya bisa dicekam dengan collet. Untuk pengaturan dengan metoda seperti ini memerlukan acuan untuk memudahkan penyetingan eksentriknya. Salah satu contoh ditunjukan pada gambar 4.3a.

4.      Menggunakan chuck rahang 3 (gambar 4.3 )
Cara ini memerlukan ganjal untuk mendapatkan eksentrisitasnya.



Gambar 4. 3 Pengaturan eksentrik pada face palte


4.3 Metoda menghitung tebal ganjal membubut poros eksentrik
Untuk menghitung tebal ganjal dapat dilihat pada contoh hitungan berikut:



Gambar 4. 4 Posisi ganjal (X) membubut ekentrik dengan chuck rahang tiga.

Contoh :
Sebuah bahan ST 37 Ø 24 mm, akan dibentuk eksentrik dengan chuck rahang 3.Besar eksentrisitasnya (e) = 1,5 mm. Hitung tebal ganjalnya !
Hitungan :




5.      Dengan “Face Plate”
Cara ini biasa dilakukan untuk membentuk eksentrik dalam (lubang), dan untuk benda kerja yang pendek.
Pada pembubutan eksentrik diantara senter pergeseran senter dapat ditandai dengan kongkol penggores, blok V dan penyiku. Perhatikan gambar berikut ini


Gambar 4. 5 proses marking untuk membubut eksentrik

6.      Pembuatan lubang senter dilakukan di mesin bor. Lubang senter yang telah digeser dari sumbu benda kerja adalah bagian yang harus ditumpu senter untuk mendapatkan eksentrisnya.




Gambar 4. 6 Pembuatan lubang senter untuk membubut eksentrik

7.      Pembuatan eksentrik dengan chuck rahang 4 penyetelan sumbu eksentriknya harus menyetel rahang-rahangnya dengan bantuan senter pada kepala lepas yang
ditepatkan pada sumbu eksentrik yang telah dibuat. Untuk eksentrisitas yang presaisi besar pergeseran senternya diukur dengan “Dial Indicator”.




Gambar 4. 7 Penyetelan pergeseran eksentrisitas sumbu eksentrik


8.      Besar pergeseran jarum “Dial Indicator” sebesar dua kali eksentrisitasnya. Eksentrisitas = 1 mm, jarum “Dial Indicator” harus bergerak = 2 mm.
Pembuatan eksentrik dengan “collet” + “Face Plate” penyetelannya hampir sama dengan chuck 4 rahang. Pada cara ini sarung collet yang digeser-geser.



Gambar 4. 8 Penyetelan eksentrisitas pada colet+face plate.

Pembuatan eksentrik dengan chuck rahang tiga penyetelan sumbunya sangat mudah, karena tinggal menambah ganjal maka sumbu eksentriknya langsung terbentuk. Untuk eksentrik dalam penyetelannya dengan “Dial Indicator” lubang, karena lubangnya sudah ada. Perhatikan gambar berikut ini



Gambar 4. 9 Posisi ganjal dan penyetelan eksentrisitas



9.      Hati-hati dalam menyentuhkan pahat pada benda kerja !
Sentuhkan ujung pahat pada bagian benda kerja yang terdekat dengan pahat. Pemotongan dilakukan dengan pahat tepi rata/kasar untuk eksentrik yang terletak di ujung benda kerja.



Gambar 4. 10 Proses pembubutan eksentrik dengan chuck rahang tiga.

10.     Pemotongan eksentrik yang letaknya ditengah dilakukan dengan menggunakan pahat alur. Perhitungan panjang pahat alur (a) terhadap dalamnya pemotongan (b).Pahat alur yang terlalu pendek akan merusak benda kerja yang seharusnya tidak terpotong.




Gambar 4. 11 Pemotongan eksentrik

Kamis, 16 Juli 2020

BAGIAN MESIN BUBUT


BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT

https://sukirman875.blogspot.com/2020/07/bagian-utama-mesin-bubut.html
BAGIAN BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT
A.Tujuan

Setelah proses belajar mengajar peserta didik dapat memahami bagian utama  mesin bubut sesuai dengan fungsinya.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Dapat memahami bagian utama  mesin bubut untuk membuat berbagai produk.
2 Dapat mengguakan bagian bagian utama mesin bubut untuk membuat berbagai produk.

 Uraian Materi

Mesin bubut standar (Gambar 1.2a), merupakan salahsatu jenis mesin yang paling banyak digunakan pada bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri manufaktur, lembaga pendidikan kejuruan dan lembaga dikat atau pelatihan. Fungsi mesin bubut standar pada prinsipnya sama dengan mesin bubut lainnya, yaitu untuk: membubut muka/facing, rata lurus/bertingkat, tirus, alur, ulir, bentuk, mengebor, memperbesar lubang, mengkartel, memotong dll.


Gambar 1.2a. Mesin Bubut Standart


Gambar 1.2b. Mesin Bubut Standart

Untuk dapat digunakan secara maksimal, mesin bubut standar harus memilki bagian-bagian utama yang standar. Bagian-bagian mesin bubut standar diantaranya:
Kepala Tetap (Head Stock)
Kepala tetap (head stock), terdapat spindle utama mesin (Gambar 1.3a) yang berfungsi sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck), kollet, senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate) dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat perlengkapan tersebut dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut (Gambar 1.3b).



Gambar 1.3a. Spindel utama mesin bubut


Gambar 1.3b. Kepala tetap terpasang cekam (chuck) pada spindle utama mesin bubut

Kepala Lepas (Tail Stock)

Kepala lepas (tail stock) yang ditunjukkan pada (Gambar 1.6), digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk proses pengeboran


Gambar 1.6 Kepala Lepas dan fungsinya

Gambar 1.6b. Roda Putar pada kepala lepas

Alas/Meja Mesin (Bed machine)
Alas/meja mesin bubut (Gambar 1.8), digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/meja mesin bubut bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Selain itu, alat/meja mesin bubut memilki permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan hasil pembubutan yang sejajar.


Gambar 1.8 Alas/meja mesin bubut

Eretan (carriage)
Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/elemen diantaranya, Petama: Eretan memanjang (longitudinal carriage) terlihat pada (Gambar 1.9a), berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau menajaui spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang. Kedua: Eretan melintang (cross carriage) terlihat pada (Gambar 1.9b), befungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara manual/otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas. Ketiga: Eretan atas (top carriage) terlihat pada (Gambar 1.9c), berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan melintang bertumpu pada ertan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang. Dengan demikian apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/bergesar


Gambar 1.9 Eretan (carriage) memanjang, melintang dan atas

Poros Transportir dan Poros Pembawa
Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium dengan jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang/melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar ulir transportirnya antara dari 6 ÷ 8 mm. Poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan secara otomatis. Poros transportir dan poros pembawa dapat dilihat pada (Gambar 1.11)


Gambar 1.11  Poros transporter dan proros pembawa eretan
Tuas/Handel
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang berbeda, pada umumnya memiliki posisi/letak dan cara penggunaannya. Maka dari itu, didalam mengatur tuas/handel pada setiap melakukan proses pembubatan harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang terdapat pada mesin bubut tersebut. (Gambar 1.12)



Gambar 1.12 Tuas pengatur kecepatan dan pengubah arah putaran transporter

Penjepit/Pemegang Pahat (Tools Post)
Penjepit/pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat dosetel (justable tool poss).

Pemegang pahat standar
Pengertian rumah pahat standar adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut harus dengan memberi ganjal sampai dengan ketinggiannya tercapai dan pengencangan pahat bubut dilakukan dengan dengan cara yang standar, yaitu dengan mengencangkan baut-baut yang terdapat pada pemegang pahat.
Pemegang pahat standar, bila dilihat dari dudukannya terdapat dua jenis yaitu, dudukan pahat satu dan empat (Gambar 1.13). Pemegang pahat dengan dudukan satu, hanya dapat digunakan untuk mengikat/menjepit pahat bubut sebanyak satu buah, sedangkan pemegang pahat dengan dudukan empat dapat digunakan untuk mengikat/menjepit pahat sebanyak empat buah sekaligus, sehingga bila dalam proses pembubutan membutuhkan beberapa bentuk pahat bubut akan lebih praktis prosesnya bila dibandingkan menggunakan pemegang pahat dudukan satu.

Gambar 1.13. Penjepit pahat standar

Pemegang Pahat Dapat disetel (Justable Tooll Post)
Pengertian rumah pahat dapat disetel adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut dapat disetel ketinggiannya tanpa harus memberI ganjal, karena pada bodi pemegang pahat sudah terdapat dudukan rumah pahat yang desain konstruksinya disertai kelengkapan mekanik yang dengan mudah dapat menyetel, mengencangkan dan mengatur ketinggian pahat bubut. Jenis pemegang pahat dapat disetel ini bila dilihat dari konstruksi dudukan rumah pahatnya terdapat dua jenis yaitu, pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah (Gambar 1. 14) dan pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah lebih dari satu/ multi (Gambar 1.15).


Gambar 1. 14. Pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah



Gambar 1. 15. Beberapa jenis pemegang pahat dapat disetel 

Untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah, karena hanya terdapat dudukan rumah pahat satu buah apabila ingin mengganti jenis pahat yang lain harus melepas terlebih dahulu rumah pahat yang sudah terpasang sebelumya. Sedangkan untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat lebih dari satu (multi), pada rumah pahatnya dapat dipasang dua buah atau lebih rumah pahat, sehingga apabila dalam proses pembubutan memerlukan beberapa jenis pahat bubut akan lebih mudah dan praktis dalam menggunakannya, karena tidak harus melepas/membongkar pasang rumah pahat yang sudah terpasang sebelumnya.

ULIR TRAPESIUM


ULIR TRAPESIUM
A.Tujuan

Setelah  mempelajari buku teks bahan ajar ini peserta didik diharapkan dapat: Menjelasan Teknik pembubutan ulir trapesium meliputi : Tahapan pembubutan ulir trapesium, Pengaturan roda gigi pengganti, Pemasangan dan Pengaturan alat potong, Pengaturan kecepatan, dalam pemotongan (Parameter), Pengukuran / pemeriksaan ulir trapezium

B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Dapat melakukan teknik pembubutan ulir segi empat sesuai dengan tuntutan pekerjaan
2 Dapat melakukan teknik pembubutan ulir trapesium sesuai dengan tuntutan pekerjaan

 Uraian Materi
Dalam sikap kerja dan keterampilan pembuatan ulir trapesium memerlukan ilmu pengetahuan serta kemampuan mengoperasikan mesin dan penyetelan pemasangan pahat ulir itu sendiri. Fungsi ulir trapesium sering digunakan sebagai penggerak seperti pada ragum, pembawa eretan pada meja mesin karena jenis ulir ini kuat menahan beban aksial

3.1 Standarisasi ulir trapesium

Gambar 3. 1 Geometris ulir trapezium


Besaran pada ulir Trapesium
 H1 = 0,5 p                                             
 d3 = d – 2H3
 h3 = H1 + AC
 Z = 0,25 p
 d2 = D2 = d – 2 Z

Penunjukkan
 Tr 48 x 8 ulir tunggal dengan d = 48 mm, P = 8 mm
 Tr 48 x 16 (P8) maksudnya adalah ulir majemuk dengan d = 48 mm, Kisar = 16 mm, P = 8 mm,

Tabel 3. 1 Standar Dimensi Ulir Trapesium


Ulir Trapesium adalah jenis ulir yang digunakan sebagai Transportir (pemindah gerak) pada mesin.Jenis ulir ini dapat dibuat dua macam arah putaran, ulir kanan dan ulir kiri.


Gambar 3. 2 jenis dan pengggunaan Ulir Trapesium

Penunjukkan pada gambar ulir Trapesium dinyatakan dalam:
 Tr.30 x 6
 Tr = Trapesium
 30 = Diameter nominal
 6 = Kisar


Gambar 3. 3 Penunjukkan ukuran ulir Trapesium Tr.30 x 6

Contoh Penunjukkan gambar ulir Trapesium pada penulisan Tr. 30 x 12 (P6) , mempunyai arti bahwa
 Tr = Trapesium
 30= Diameter Nominal
 12 = Kisar
 P6 = Pitch = 6 mm, dan menyatakan ulir ganda (majemuk 2 jalan)

Lebar alur (A) harus sama dengan lebar salur (B).
Dengan sudut profit ulir 300 maka lebar pahat yang digunakan dapat dihitung :
Lebar Pahat = 2A + 2C,


Gambar 3. 4 Penunjukkan ukuran ulir Trapesium ganda

Kelonggaran ulir Trapesium (AC) hanya terjadi ke arah tegak lurus sumbu ulir saja.
Besar AC diambil : 0,15 – 0,5mm, tergantung besar/kecilnya kisar yang dibuat.
Bentuk pahat ulir trapesium sesuai dengan bentuk profil ulirnya.


Gambar 3. 5 Kelonggaran ulir Trapesium 

3.2 Pahat ulir segi trapesium.
Pahat ulir trapesium yang berpenampang bulat biasanya dilengkapi pemegang.
Pahat jenis ini dapat digunakan untuk beberapa kisar. Karena posisinya miring maka hasil lebar alur yang terjadi tidak sama dengan lebar pahatnya. Untuk itu harus dihitung Lebar Alur = Lebar Pahat . cos 


Gambar 3. 6 penampang pahat ulir trapezium

Pahat ulir trapesium dalam biasanya dilengkapi dengan pemegang pahat untuk mempermudah dan menjamin kekuatan pencekaman pahat.
Sudut-sudut pahat ulir trapesium adalah :


Gambar 3. 7 Sudut-sudut pahat ulir trapesium

Karena profil ulir mempunyai kemiringan maka pengasahan pahat dibuat :
Sudut bebas muka = α m + 30
Sudut bebas belakang = α m – 30




Gambar 3. 8 Sudut bebas muka dan belakang pahat

3.3 Menghitung lebar pahat
Untuk menghitung lebar pahat untuk pembuatan ulir trapesium Tr 30 x 6
Perhatikan gambar dibawah ini :



Gambar 3. 9 Dasar perhitungan lebar pahat

Dari gambar diatas kita bisa mengetahui nilai Kisar = 2X + 2Y
Maka kita dapat mengHitung :





3.4 Teknik pembubutan ulir trapesium

Dalam Teknik pembubutan ulir trapesium biasanya dilakukan Langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pertama: Pembubutan bakal ulir. Bakal ulir dibubut sebesar diameter nominal dengan toleransi diameter bakalan ulir sebesar 0,1 mm dari diameter ulir yg dibuat.


Gambar 3. 10 diameter bakalan ulir sebesar

2) Kedua , mengatur posisi pahat. Pahat diatur setinggi senter Untuk mendapatkan profil ulir yang tegaklurus terhadap sumbu benda kerja, posisi pahat harus diatur tegak lurus benda kerja. Pengaturan posisi pahat dapat menggunakan mal pahat ulir.Hal yang sama dilakukan untuk pahat ulir dalam. seperti terlihat gambar dibawah ini :


Gambar 3. 11 posisi pahat. Terhadap benda kerja

3) Ketiga , mengatur pasangan roda gigi. Biasanya Roda gigi yang harus dipasang dapat dilihat pada tabel yang tertera di mesin. Untuk tanpa mengganti roda gigi).diAtur dengan menggeser geser tuas yang terdapat pada mesin


Gambar 3. 12 mengatur pasangan roda gigi

4) Keempat : metoda proses Pemotongan Untuk kisar kecil atau bahan yang rapuh digunakan metode memajukan pahat tegak lurus. Sedangkan Metode zig-zag dilakukan bila lebar pahat yang digunakan lebih kecil dari lebar alur ulir yang akan dibentuk. seperti terlihat gambar dibawah ini :




Gambar 3. 13 metoda proses Pemotongan ulir

Metode memiringkan eretan atas sebesar 150 dilakukan dalam pemotongan profil ulir yang besar. Atau dipotong pengasaran terlebih dahulu dengan pahat ulir segiempat, kemudian penyelesaiannya dengan pahat trapesium.
Untuk latihan pilih putaran 1/3 – 1/2 dari putaran normal.



Gambar 3. 14 Metode memiringkan eretan atas
5) Kelima, pemeriksaan setelah kedalaman mencapai (0,5 x P) + AC, ulir diperiksa apakah sudah masuk pasangannya atau belum,



Gambar 3. 15 pemeriksaan kedalaman ulir

3.5 Pemeriksaan dan pengukuran profil ulir trapesium
Ulir luar diperiksa dengan pemeriksa ulir luar (“Thread Ring Gauge”) dan ulir dengan pemeriksa ulir dalam (“Thread Plug Gauge”).
Ulir yang presisi diukur dengan Micrometer ulir atau dengan proyektor bentuk.



Gambar 3. 16 pemeriksa ulir luar dan dalam

Dengan menggunakan poros silindris kedalaman ulir dapat diukur dengan Micrometer luar.
Hasil pembacaan micrometer dapat dihitung : M = d + 2 (r + AD)





Gambar 3. 17 Cara mengukur kedalaman ulir


Gambar 3. 18 Diameter poros yang digunakan



Gambar 3. 19 menghitung kedalaman ulir


 Contoh :
Hitung hasil pengukuran M, bila diameter poros yang digunakan = 4 mm.
 Hitungan :

Perhatikan gambar diatas didapat persamaan M = d + 2(r + AD)





E. Rangkuman
1. Dalam sikap kerja dan keterampilan pembuatan ulir trapesium memerlukan ilmu pengetahuan serta kemampuan mengoperasikan mesin dan penyetelan pemasangan pahat ulir itu sendiri.
2. Fungsi ulir trapesium sering digunakan sebagai penggerak seperti pada ragum, pembawa eretan pada meja mesin karena jenis ulir ini kuat menahan beban aksial
3. Ulir Trapesium adalah jenis ulir yang digunakan sebagai Transportir (pemindah gerak) pada mesin.Jenis ulir ini dapat dibuat dua macam arah putaran, ulir kanan dan ulir kiri.
4. Besaran pada ulir Trapesium
a) H1 = 0,5 p
b) d3 = d – 2H3
c) h3 = H1 + AC
d) Z = 0,25 p
e) d2 = D2 = d – 2 Z

5. Penunjukkan pada gambar ulir Trapesium dinyatakan Tr.30 x 6 , mempunya arti sebagai berikut Tr = Trapesium, 30 = Diameter nominal, 6 = Kisar
6. Kelonggaran ulir Trapesium (AC) hanya terjadi ke arah tegak lurus sumbu ulir saja. Besar AC diambil : 0,15 – 0,5mm, tergantung besar/kecilnya kisar yang dibuat.Bentuk pahat ulir trapesium sesuai dengan bentuk profil ulirnya.
7. Prosedur umum Langkah Kerja :
a) Siapkan peralatan yang akan digunakan.
b) Periksa bahan dari kecukupan ukurannya.
c) Tentukan banyaknya putaran pada poros utama mesin bubut.
d) Pasang benda kerja pada cekam mesin.
e) Pasang bahan benda kerja pada cekam dan senter.
f) Pasang pahat potong pada eretan atas.
g) Atur kedudukan pahat potong sehingga ujung pahat terletak pada sumbu bahan benda kerja.

h) Singgungkan ujung pahat pada bahan benda kerja dan tandai pada gerakan maju pahat.
i) Majukan pahat sesuai dengan pemakanan pertama di sebelah kanan benda kerja pada tempat yang bebas.
j) Mulailah pembubutan awal dengan menggerakkan eretan ke arah kiri.
k) Hentikan mesin sejenak dan ukur diameter benda kerja yang telah dibuat.
l) Bubutlah kembali dengan pembubutan berikutnya.
m) Buat champer pada ujung-ujung benda kerja.
n) Matikan mesin dan lepas benda kerja dari cekam.
o) Lepaskan pahat potong bubut dari eretan atas.
p) Bersihkan mesin dari beram atau sisa potongan benda kerja.
q) Tindakan Keamanan dan keselamatam kerja:
r) Periksa kestabilan pencekaman benda kerja pada ceckam mesin. Jika goyang atur kembali agar putaran benda kerja stabil.
s) Perhitungkan lintasan jatuhnya beram atau sisa potongan sehingga anda aman dari sisa potongan yang terlepas.
t) Perhatikan poros utama mesin bubut yang berputar sehingga anda mengambil jarak yang aman.
u) Perhatikan penempatan pahat bubut pada eretan atas terutama kestabilan dan kuatnya penjepitan agar pada waktu proses pemotongan pahat bubut tidak terlepas dari eretan atas.
v) Perhatikan kekasaran dan suhu benda kerja jika ingin dipegang dengan tangan.
w) Selalu waspadalah selama mesin masih berjalan terhadap segala sesuatu yang mungkin terjadi.