Selasa, 21 Juli 2020
Senin, 20 Juli 2020
Minggu, 19 Juli 2020
Latihan Soal BUBUT
SOAL
PEMESINAN BUBUT I
1
Sebutkan lima macam
perlengkapan pakaian kerja!
2
Apa syarat utama baju kerja
seorang operator mesin bubut?
3
Kapan diperlukan masker
hidung saat membubut?
4
Mengapa kotak sekering pada
mesin bubut harus tertutup?
5
Alat apa yang digunakan agar
benda kerja panjang dengan diameter kecil tidak melenting bahkan bengkok saat
dibubut ?
6
Sebutkan tiga macam alat
pencekaman benda kerja pada pembubutan!
7
Jelaskan, kapan cekam bubut
rahang empat secara tepat digunakan!
8
Bagaiman prinsip utama
penyetelan pahat bubut pada mesin bubut ?
9
Apa fungsi cekam bor?
10 Jelaskan
cara memasang mata bor dengan tangkai tirus?
11 Sebutkan
dua faktor untuk menentukan kecepatan putaran mesin!
12 Diketahui
suatu bahan mempunyai kecepatan potong 90 m/men, dan diameter bahan tersebut 30
mm. Berapa kecepatan putaran mesin yang sesuai untuk membubut bahan tersebut ?
13 Apa
yang dimaksudkan dengan kecepatan potong ?
14 Jenis
bahan alat potong mana yang mampu memotong dengan kecepatan potong lebih
tinggi, HSS atau karbida ?
15 Sebutkan
tiga faktor untuk menentukan kecepatan pemakanan.
16
Hitung kecepatan
putaran spindel jika Vc bahan yang akan dibor 66 m/men akan dibor dengan
diameter mata bor 12 mm
17
Berapa diameter
lubang harus disiapkan jika pada lubang tersebut. Akan dirimer dengan diameter
12 mm ?
Untuk soal nomor 18 s/d 20
Suatu benda kerja panjangnya 260 mm dengan diameter 32 mm. Akan
dilakukan pekerjaan pembubutan dengan tahapan sebagai berikut :
- Pengeboran senter diameter 3 mm dengan kedalaman
3 mm
- Dibubut sepanjang 230 mm dengan diameter 25 mm
- Dibubut sepanjang 180 mm dengan diameter 20 mm
- Dibubut sepanjang 130 mm dengan diameter 16 mm
- Dibubut sepanjang 60 mm dengan diameter 12 mm
Informasi yang didapat dari mesin bubut adalah bahwa skala nonius untuk
eretan bawah 0,25, eretan melintang 0,04, eretan atas dan kepala lepas 0,02.
18 Gambarkan hasil akhir benda kerja sesuai dengan prosedur gambar teknik!
19 Hitung kecepatan putaran mesin yang tepat untuk tahapan pengeboran
center!
20 Berapa jumlah pergeseran skala nonius pda masing-masing tahapan
pekerjaan?
Jumat, 17 Juli 2020
EKSENTRIS
POROS EKSENTRIK
A.Tujuan
Setelah mempelajari buku teks bahan ajar ini peserta
diklat diharapkan dapat:
Menjelasan
Teknik pembubutan ulir eksentrik meliputi :
Tahapan pembubutan ulir eksentrik, Pengaturan roda
gigi pengganti, Pemasangan dan Pengaturan alat potong, Pengaturan kecepatan,
dalam pemotongan (Parameter), Pengukuran / pemeriksaan ulir eksentrik
B. Indikator Pencapaian
Kompetensi
1.
Melakukan teknik pembubutan eksentrik sesuai dengan tuntutan pekerjaan
C.
MATERI
Membubut eksentrik adalah proses pembentukan benda kerja yang
sumbu putarnya lebih dari satu. Bentuk eksentrik sering digunakan pada bagian
mesin yang mengubah gerak putar menjadi gerak lurus atau sebaliknya
Fungsi poros
eksentrik sering digunakan sebagai penggerak seperti pada poros engkol pada
mesin motor bakar, mesin jahit .
Membubut eksentrik adalah proses
pembentukan benda kerja yang sumbu putarnya lebih dari satu. Bentuk eksentrik
sering digunakan pada bagian mesin yang mengubah gerak putar menjadi gerak
lurus atau sebaliknya., perhatikan Gambar gambar dibawah ini :
Gambar 4. 1 Penggunaan poros
eksentrik
4.2 Metoda
membubut poros eksentrik
1.
Bubut antara senter.
Metoda ini adalah dengan membuat lubang
center pada kedua sisi ujung benda kerja pada titik dimana masing–masing sumbu
eksentrik yang akan dibuat. Kemudian benda kerja dicekam dengan metoda
pencekaman di antara dua senter (between center) seperti pada gambar 4.2
berikut.
Untuk pengerjaan pada sumbu eksentrik berikutnya dengan memindahkan
pencekaman pada lubang center yang sesuai.
2.
Menggunakan chuck
rahang empat yang bergerak sendiri-sendiri (independent) gambar 4.2.
Untuk mendapatkan
sumbu eksentrisnya harus menggeser rahang yang saling berseberangan sebesar
nilai eksentrisitasnya. Pembacaan pergeseran dapat mengguaan dial indictor
Gambar 4. 2 Pencekaman dalam
membubut eksentrik
3.
Menggunakan “Collet
dan Face Plate”
Benda kerja dicekam
collet yang dipasang pada dudukan “collet”. Kemudian sarung kollet
diklem pada “Face Plate” mesin bubut. Cara seperti ini terbatas untuk
benda kerja yang diameternya bisa dicekam
dengan
collet. Untuk pengaturan dengan metoda seperti ini memerlukan acuan untuk
memudahkan penyetingan eksentriknya. Salah satu contoh ditunjukan pada gambar 4.3a.
4.
Menggunakan chuck
rahang 3 (gambar 4.3 )
Cara ini memerlukan ganjal untuk mendapatkan
eksentrisitasnya.
Gambar 4. 3
Pengaturan eksentrik pada face palte
4.3 Metoda menghitung tebal
ganjal membubut poros eksentrik
Untuk menghitung tebal ganjal dapat dilihat pada
contoh hitungan berikut:
Gambar
4. 4 Posisi ganjal (X) membubut ekentrik dengan chuck rahang tiga.
Contoh :
Sebuah bahan ST 37 Ø 24 mm, akan
dibentuk eksentrik dengan chuck rahang 3.Besar eksentrisitasnya (e) = 1,5 mm.
Hitung tebal ganjalnya !
Hitungan :
5.
Dengan “Face Plate”
Cara ini biasa dilakukan untuk membentuk eksentrik dalam (lubang),
dan untuk benda kerja yang pendek.
Pada pembubutan eksentrik diantara senter pergeseran senter dapat
ditandai dengan kongkol penggores, blok V dan penyiku. Perhatikan gambar
berikut ini
Gambar 4. 5 proses
marking untuk membubut eksentrik
6.
Pembuatan lubang
senter dilakukan di mesin bor. Lubang senter yang telah digeser dari sumbu benda kerja adalah
bagian yang harus ditumpu senter untuk mendapatkan eksentrisnya.
Gambar 4. 6
Pembuatan lubang senter untuk membubut eksentrik
7.
Pembuatan
eksentrik dengan chuck rahang 4 penyetelan sumbu eksentriknya harus
menyetel rahang-rahangnya dengan bantuan senter pada kepala lepas yang
ditepatkan pada sumbu eksentrik yang telah dibuat. Untuk
eksentrisitas yang presaisi besar pergeseran senternya diukur dengan “Dial
Indicator”.
Gambar 4. 7
Penyetelan pergeseran eksentrisitas sumbu eksentrik
8.
Besar pergeseran
jarum “Dial Indicator” sebesar dua kali eksentrisitasnya. Eksentrisitas = 1
mm, jarum “Dial Indicator” harus bergerak = 2 mm.
Pembuatan eksentrik dengan “collet” + “Face Plate” penyetelannya
hampir sama dengan chuck 4 rahang. Pada cara ini sarung collet yang
digeser-geser.
Gambar 4. 8
Penyetelan eksentrisitas pada colet+face plate.
Pembuatan
eksentrik dengan chuck rahang tiga penyetelan sumbunya sangat mudah, karena
tinggal menambah ganjal maka sumbu eksentriknya langsung terbentuk. Untuk
eksentrik dalam penyetelannya dengan “Dial Indicator” lubang, karena lubangnya
sudah ada. Perhatikan gambar berikut ini
Gambar 4. 9 Posisi
ganjal dan penyetelan eksentrisitas
9.
Hati-hati dalam
menyentuhkan pahat pada benda kerja !
Sentuhkan
ujung pahat pada bagian benda kerja yang terdekat dengan pahat. Pemotongan
dilakukan dengan pahat tepi rata/kasar untuk eksentrik yang terletak di ujung
benda kerja.
Gambar 4. 10
Proses pembubutan eksentrik dengan chuck rahang tiga.
10.
Pemotongan eksentrik
yang letaknya ditengah dilakukan dengan menggunakan pahat alur. Perhitungan panjang
pahat alur (a) terhadap dalamnya pemotongan (b).Pahat alur yang terlalu pendek
akan merusak benda kerja yang seharusnya tidak terpotong.
Gambar 4. 11
Pemotongan eksentrik
Kamis, 16 Juli 2020
BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT
https://sukirman875.blogspot.com/2020/07/bagian-utama-mesin-bubut.html
BAGIAN BAGIAN
UTAMA MESIN BUBUT
A.Tujuan
Setelah proses belajar
mengajar peserta didik dapat memahami bagian utama mesin bubut sesuai dengan fungsinya.
B. Indikator Pencapaian
Kompetensi
1 Dapat memahami bagian
utama mesin bubut untuk membuat berbagai
produk.
2 Dapat mengguakan
bagian bagian utama mesin bubut untuk membuat berbagai produk.
Uraian Materi
Mesin bubut standar (Gambar
1.2a), merupakan salahsatu jenis mesin yang paling banyak digunakan pada
bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri manufaktur, lembaga pendidikan
kejuruan dan lembaga dikat atau pelatihan. Fungsi mesin bubut standar pada
prinsipnya sama dengan mesin bubut lainnya, yaitu untuk: membubut muka/facing,
rata lurus/bertingkat, tirus, alur, ulir, bentuk, mengebor, memperbesar lubang,
mengkartel, memotong dll.
Gambar 1.2a. Mesin Bubut Standart
Gambar 1.2b. Mesin Bubut Standart
Untuk dapat digunakan secara
maksimal, mesin bubut standar harus memilki bagian-bagian utama yang standar.
Bagian-bagian mesin bubut standar diantaranya:
Kepala Tetap (Head
Stock)
Kepala tetap (head
stock), terdapat spindle utama mesin (Gambar 1.3a) yang berfungsi sebagai
dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck), kollet,
senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate) dan pelat pembawa berekor
(driving plate). Alat-alat perlengkapan tersebut dipasang pada spindel
mesin berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan
pada mesin bubut (Gambar 1.3b).
Gambar 1.3a. Spindel utama mesin
bubut
Gambar 1.3b. Kepala tetap
terpasang cekam (chuck) pada spindle utama mesin bubut
Kepala Lepas (Tail
Stock)
Kepala lepas (tail
stock) yang ditunjukkan pada (Gambar 1.6), digunakan sebagai dudukan senter
putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan
mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve)
kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap
dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar
putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas
dengan tujuan untuk proses pengeboran
Gambar 1.6 Kepala Lepas dan
fungsinya
Gambar 1.6b. Roda Putar pada
kepala lepas
Alas/Meja
Mesin (Bed machine)
Alas/meja mesin bubut (Gambar 1.8), digunakan sebagai tempat
kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan
merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/meja mesin
bubut bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya
mempunyai ketinggian tertentu. Selain itu, alat/meja mesin bubut memilki permukaannya yang sangat halus, rata
dan kedataran serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga
gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan
penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan
pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan
mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan hasil
pembubutan yang sejajar.
Gambar 1.8 Alas/meja mesin bubut
Eretan
(carriage)
Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/elemen
diantaranya, Petama: Eretan memanjang (longitudinal carriage) terlihat
pada (Gambar 1.9a), berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang
mendekati atau menajaui spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang
meja/alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang. Kedua: Eretan
melintang (cross carriage) terlihat pada (Gambar 1.9b), befungsi untuk
melakukan gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau menjaui sumbu senter,
secara manual/otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas. Ketiga: Eretan
atas (top carriage) terlihat pada (Gambar 1.9c), berfungsi untuk
melakukan pemakanan secara manual kearah sudut yang dikehendaki sesuai
penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan melintang bertumpu pada
ertan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang. Dengan demikian
apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang dan eretan atas juga
ikut bergerak/bergesar
Gambar 1.9 Eretan (carriage)
memanjang, melintang dan atas
Poros
Transportir dan Poros Pembawa
Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat
atau trapesium dengan jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm),
berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya
pembubutan arah memanjang/melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin
bubut standar pada umumnya kisar ulir transportirnya antara dari 6 ÷ 8 mm.
Poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam
proses pemakanan secara otomatis. Poros transportir dan poros pembawa dapat
dilihat pada (Gambar 1.11)
Gambar 1.11 Poros transporter dan proros pembawa eretan
Tuas/Handel
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan
yang berbeda, pada umumnya memiliki posisi/letak dan cara penggunaannya. Maka
dari itu, didalam mengatur tuas/handel pada setiap melakukan proses pembubatan
harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang terdapat pada mesin
bubut tersebut. (Gambar 1.12)
Gambar
1.12 Tuas pengatur kecepatan dan pengubah arah putaran transporter
Penjepit/Pemegang
Pahat (Tools Post)
Penjepit/pemegang
pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau memegang pahat.
Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam yaitu, pemegang pahat
standar dan pemegang dapat dosetel (justable tool poss).
Pemegang
pahat standar
Pengertian
rumah pahat standar adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut harus
dengan memberi ganjal sampai dengan ketinggiannya tercapai dan pengencangan
pahat bubut dilakukan dengan dengan cara yang standar, yaitu dengan
mengencangkan baut-baut yang terdapat pada pemegang pahat.
Pemegang
pahat standar, bila dilihat dari dudukannya terdapat dua jenis yaitu, dudukan
pahat satu dan empat (Gambar 1.13). Pemegang pahat dengan dudukan satu, hanya
dapat digunakan untuk mengikat/menjepit pahat bubut sebanyak satu buah,
sedangkan pemegang pahat dengan dudukan empat dapat digunakan untuk
mengikat/menjepit pahat sebanyak empat buah sekaligus, sehingga bila dalam
proses pembubutan membutuhkan beberapa bentuk pahat bubut akan lebih praktis
prosesnya bila dibandingkan menggunakan pemegang pahat dudukan satu.
Gambar 1.13. Penjepit pahat standar
Pemegang
Pahat Dapat disetel (Justable Tooll Post)
Pengertian
rumah pahat dapat disetel adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut dapat
disetel ketinggiannya tanpa harus memberI ganjal, karena pada bodi pemegang
pahat sudah terdapat dudukan rumah pahat yang desain konstruksinya disertai
kelengkapan mekanik yang dengan mudah dapat menyetel, mengencangkan dan
mengatur ketinggian pahat bubut. Jenis pemegang pahat dapat disetel ini bila
dilihat dari konstruksi dudukan rumah pahatnya terdapat dua jenis yaitu,
pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah (Gambar 1.
14) dan pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah lebih dari satu/
multi (Gambar 1.15).
Gambar 1. 14. Pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah
pahat satu buah
Gambar 1. 15. Beberapa jenis pemegang
pahat dapat disetel
Untuk
jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah, karena
hanya terdapat dudukan rumah pahat satu buah apabila ingin mengganti jenis
pahat yang lain harus melepas terlebih dahulu rumah pahat yang sudah terpasang
sebelumya. Sedangkan untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan
rumah pahat lebih dari satu (multi), pada rumah pahatnya dapat dipasang dua
buah atau lebih rumah pahat, sehingga apabila dalam proses pembubutan
memerlukan beberapa jenis pahat bubut akan lebih mudah dan praktis dalam
menggunakannya, karena tidak harus melepas/membongkar pasang rumah pahat yang
sudah terpasang sebelumnya.
ULIR TRAPESIUM
ULIR TRAPESIUM
A.Tujuan
Setelah
mempelajari buku teks bahan ajar ini peserta didik diharapkan dapat:
Menjelasan Teknik pembubutan ulir trapesium meliputi : Tahapan pembubutan ulir trapesium,
Pengaturan roda gigi pengganti, Pemasangan dan Pengaturan alat potong,
Pengaturan kecepatan, dalam pemotongan (Parameter), Pengukuran / pemeriksaan
ulir trapezium
B. Indikator Pencapaian
Kompetensi
1
Dapat melakukan teknik pembubutan ulir segi empat sesuai dengan tuntutan
pekerjaan
2
Dapat melakukan teknik pembubutan ulir trapesium sesuai dengan tuntutan
pekerjaan
Uraian Materi
Dalam sikap
kerja dan keterampilan pembuatan ulir trapesium memerlukan ilmu pengetahuan
serta kemampuan mengoperasikan mesin dan penyetelan pemasangan pahat ulir itu
sendiri. Fungsi ulir trapesium sering digunakan sebagai penggerak seperti pada
ragum, pembawa eretan pada meja mesin karena jenis ulir ini kuat menahan beban
aksial
3.1 Standarisasi ulir
trapesium
Gambar 3. 1 Geometris ulir trapezium
Besaran
pada ulir Trapesium
d3 = d – 2H3
h3 =
H1 + AC
Z =
0,25 p
d2 = D2 = d – 2 Z
Penunjukkan
Tr 48
x 8 ulir tunggal dengan d = 48 mm, P = 8 mm
Tr 48 x 16 (P8) maksudnya adalah ulir majemuk dengan d = 48 mm, Kisar = 16 mm,
P = 8 mm,
Tabel
3. 1 Standar Dimensi Ulir Trapesium
Ulir
Trapesium adalah jenis ulir yang digunakan sebagai Transportir (pemindah gerak)
pada mesin.Jenis ulir ini dapat dibuat dua macam arah putaran, ulir kanan dan
ulir kiri.
Gambar 3. 2 jenis
dan pengggunaan Ulir Trapesium
Penunjukkan
pada gambar ulir Trapesium dinyatakan dalam:
Tr.30
x 6
Tr =
Trapesium
30 =
Diameter nominal
6 = Kisar
Gambar 3. 3 Penunjukkan ukuran ulir
Trapesium Tr.30 x 6
Contoh
Penunjukkan gambar ulir Trapesium pada penulisan Tr. 30 x 12 (P6) , mempunyai
arti bahwa
Tr =
Trapesium
30=
Diameter Nominal
12 =
Kisar
P6 = Pitch = 6 mm, dan menyatakan ulir ganda (majemuk 2 jalan)
Lebar
alur (A) harus sama dengan lebar salur (B).
Dengan
sudut profit ulir 300
maka lebar pahat yang digunakan dapat
dihitung :
Lebar Pahat = 2A + 2C,
Gambar 3. 4 Penunjukkan ukuran ulir
Trapesium ganda
Kelonggaran
ulir Trapesium (AC) hanya terjadi ke arah tegak lurus sumbu ulir saja.
Besar
AC diambil : 0,15 – 0,5mm, tergantung besar/kecilnya kisar yang dibuat.
Bentuk pahat ulir trapesium sesuai dengan bentuk profil
ulirnya.
Gambar 3. 5
Kelonggaran ulir Trapesium
3.2 Pahat ulir segi
trapesium.
Pahat
ulir trapesium yang berpenampang bulat biasanya dilengkapi pemegang.
Pahat jenis ini dapat digunakan untuk beberapa kisar.
Karena posisinya miring maka hasil lebar alur yang terjadi tidak sama dengan
lebar pahatnya. Untuk itu harus dihitung Lebar Alur = Lebar Pahat . cos
Gambar 3. 6 penampang pahat ulir trapezium
Pahat
ulir trapesium dalam biasanya dilengkapi dengan pemegang pahat untuk
mempermudah dan menjamin kekuatan pencekaman pahat.
Sudut-sudut pahat ulir trapesium adalah :
Gambar 3. 7
Sudut-sudut pahat ulir trapesium
Karena
profil ulir mempunyai kemiringan maka pengasahan pahat dibuat :
Sudut
bebas muka = α m + 30
Sudut bebas belakang = α m – 30
Gambar 3. 8 Sudut bebas muka dan
belakang pahat
3.3 Menghitung lebar pahat
Untuk
menghitung lebar pahat untuk pembuatan ulir trapesium Tr 30 x 6
Perhatikan gambar dibawah ini :
Gambar 3. 9 Dasar perhitungan lebar pahat
Dari gambar
diatas kita bisa mengetahui nilai Kisar = 2X + 2Y
Maka kita
dapat mengHitung :
3.4 Teknik pembubutan ulir
trapesium
Dalam
Teknik pembubutan ulir trapesium biasanya dilakukan Langkah-langkah sebagai
berikut :
1)
Pertama: Pembubutan bakal ulir. Bakal ulir dibubut sebesar diameter nominal
dengan toleransi diameter bakalan ulir sebesar 0,1 mm dari diameter ulir yg
dibuat.
Gambar 3. 10 diameter bakalan ulir
sebesar
2)
Kedua , mengatur posisi pahat. Pahat diatur setinggi senter Untuk mendapatkan
profil ulir yang tegaklurus terhadap sumbu benda kerja, posisi pahat harus
diatur tegak lurus benda kerja. Pengaturan posisi pahat dapat menggunakan mal
pahat ulir.Hal yang sama dilakukan untuk pahat ulir dalam. seperti terlihat
gambar dibawah ini :
Gambar 3. 11 posisi pahat. Terhadap
benda kerja
3)
Ketiga , mengatur pasangan roda gigi. Biasanya Roda gigi yang harus dipasang
dapat dilihat pada tabel yang tertera di mesin. Untuk tanpa mengganti roda
gigi).diAtur dengan menggeser geser tuas yang terdapat pada mesin
Gambar 3. 12 mengatur pasangan roda
gigi
4)
Keempat : metoda proses Pemotongan Untuk kisar kecil atau bahan yang rapuh
digunakan metode memajukan pahat tegak lurus. Sedangkan Metode zig-zag dilakukan
bila lebar pahat yang digunakan lebih kecil dari lebar alur ulir yang akan
dibentuk. seperti terlihat gambar dibawah ini :
Gambar 3. 13 metoda proses Pemotongan ulir
Metode
memiringkan eretan atas sebesar 150 dilakukan
dalam pemotongan profil ulir yang besar. Atau dipotong pengasaran terlebih
dahulu dengan pahat ulir segiempat, kemudian penyelesaiannya dengan pahat
trapesium.
Untuk
latihan pilih putaran 1/3 – 1/2 dari putaran normal.
Gambar 3. 14 Metode memiringkan
eretan atas
5)
Kelima, pemeriksaan setelah kedalaman mencapai (0,5 x P) + AC, ulir diperiksa
apakah sudah masuk pasangannya atau belum,
Gambar 3. 15 pemeriksaan kedalaman ulir
3.5 Pemeriksaan dan
pengukuran profil ulir trapesium
Ulir
luar diperiksa dengan pemeriksa ulir luar (“Thread Ring Gauge”) dan ulir dengan
pemeriksa ulir dalam (“Thread Plug Gauge”).
Ulir
yang presisi diukur dengan Micrometer ulir atau dengan proyektor bentuk.
Gambar 3. 16 pemeriksa ulir luar dan
dalam
Dengan
menggunakan poros silindris kedalaman ulir dapat diukur dengan Micrometer luar.
Hasil
pembacaan micrometer dapat dihitung : M = d + 2 (r + AD)
Gambar 3. 17 Cara mengukur kedalaman ulir
Gambar 3. 18 Diameter poros yang digunakan
Gambar 3. 19 menghitung kedalaman
ulir
Contoh :
Hitung
hasil pengukuran M, bila diameter poros yang digunakan = 4 mm.
Hitungan :
Perhatikan
gambar diatas didapat persamaan M = d + 2(r + AD)
E. Rangkuman
1.
Dalam sikap kerja dan keterampilan pembuatan ulir trapesium memerlukan ilmu
pengetahuan serta kemampuan mengoperasikan mesin dan penyetelan pemasangan
pahat ulir itu sendiri.
2.
Fungsi ulir trapesium sering digunakan sebagai penggerak seperti pada ragum,
pembawa eretan pada meja mesin karena jenis ulir ini kuat menahan beban aksial
3. Ulir
Trapesium adalah jenis ulir yang digunakan sebagai Transportir (pemindah gerak)
pada mesin.Jenis ulir ini dapat dibuat dua macam arah putaran, ulir kanan dan
ulir kiri.
4.
Besaran pada ulir Trapesium
a) H1 = 0,5 p
b) d3 = d – 2H3
c) h3 =
H1 + AC
d) Z =
0,25 p
e)
d2 = D2 = d – 2 Z
5.
Penunjukkan pada gambar ulir Trapesium dinyatakan Tr.30 x 6 , mempunya arti
sebagai berikut Tr = Trapesium, 30 = Diameter nominal, 6 = Kisar
6.
Kelonggaran ulir Trapesium (AC) hanya terjadi ke arah tegak lurus sumbu ulir
saja. Besar AC diambil : 0,15 – 0,5mm, tergantung besar/kecilnya kisar yang
dibuat.Bentuk pahat ulir trapesium sesuai dengan bentuk profil ulirnya.
7.
Prosedur umum Langkah Kerja :
a)
Siapkan peralatan yang akan digunakan.
b)
Periksa bahan dari kecukupan ukurannya.
c)
Tentukan banyaknya putaran pada poros utama mesin bubut.
d)
Pasang benda kerja pada cekam mesin.
e)
Pasang bahan benda kerja pada cekam dan senter.
f)
Pasang pahat potong pada eretan atas.
g)
Atur kedudukan pahat potong sehingga ujung pahat terletak pada sumbu bahan
benda kerja.
h)
Singgungkan ujung pahat pada bahan benda kerja dan tandai pada gerakan maju
pahat.
i)
Majukan pahat sesuai dengan pemakanan pertama di sebelah kanan benda kerja pada
tempat yang bebas.
j)
Mulailah pembubutan awal dengan menggerakkan eretan ke arah kiri.
k)
Hentikan mesin sejenak dan ukur diameter benda kerja yang telah dibuat.
l)
Bubutlah kembali dengan pembubutan berikutnya.
m) Buat
champer pada ujung-ujung benda kerja.
n)
Matikan mesin dan lepas benda kerja dari cekam.
o)
Lepaskan pahat potong bubut dari eretan atas.
p)
Bersihkan mesin dari beram atau sisa potongan benda kerja.
q)
Tindakan Keamanan dan keselamatam kerja:
r)
Periksa kestabilan pencekaman benda kerja pada ceckam mesin. Jika goyang atur
kembali agar putaran benda kerja stabil.
s)
Perhitungkan lintasan jatuhnya beram atau sisa potongan sehingga anda aman dari
sisa potongan yang terlepas.
t)
Perhatikan poros utama mesin bubut yang berputar sehingga anda mengambil jarak
yang aman.
u)
Perhatikan penempatan pahat bubut pada eretan atas terutama kestabilan dan
kuatnya penjepitan agar pada waktu proses pemotongan pahat bubut tidak terlepas
dari eretan atas.
v)
Perhatikan kekasaran dan suhu benda kerja jika ingin dipegang dengan tangan.
w)
Selalu waspadalah selama mesin masih berjalan terhadap segala sesuatu yang
mungkin terjadi.
Langganan:
Postingan (Atom)